
Sejak sore hotel tempat kita stay sudah banyak dikunjung Outsiders Solo dan sekitarnya [Malang, Surabaya, Ponorogo, Jogja dll] dan setelah berbincang-bincang, bercanda dan foto-foto dengan mereka, kita menuju venue dengan sumringah karena mendapat info acaranya ramai sekali [sekitar 20.000 penonton]
Sesampai di venue, gila penontonya memang ramai sekali, bahkan untuk berjalan di sekitar backstage-pun susahnya bukan main. Saat kita ngobrol2 dgn anak-anak Endank Soekamti, berita kurang mengenakkan datang dari panitia: karena acara ngaret, durasi bermain kita dipotong dari 1 jam menjadi 20 menit karena ijin keramaian yang dipegang panitia hanya sampai jam 11 malam. Damn, kita mulai putar otak untuk merubah daftar lagu. Endank Soekamti bermain dengan apik dan mulus, dan kita pun bersiap-siap setelahnya.
Giliran S.I.D. Lagu pertama sampai lagu kedua berjalan mulus, sampai pada lagu ketiga ketika batu batu mulai berterbangan ke arah panggung, dari sebesar jempol sampai seukuran sepatu. Dan akhirnya sebuah batu/beton berukuran cukup besar menerjang tubuh saya, amarah pun memuncak! Walaupun tidak sakit sama sekali, kita merasa hak-hak kita sebagai manusia sedang diinjak-injak. Pelemparan tsb bagaikan percobaan pembunuhan. Bayangkan saja jika batu tsb menerjang kepala. Hanya Tuhan dan Elvis yang tahu kenapa batu-batu tersebut tidak sampai mencelakakan kita. Batu batu terus berterbangan, menerjang stand mic, ampli gitar, kamera dan lain lain. Dan sembari bermain kita dengan jelas dapat melihat pelaku pelemparan tidak lebih dari 10 orang. Dengan pengecut-nya mereka benar-benar lempar batu sembunyi tangan. Alasan mereka melempar juga tidak jelas, tapi sepertinya fitnah usang yang mengatakan S.I.D anti ras Jawa masih dipercaya mereka sebagai alasan untuk [kalau bisa] membunuh kita di panggung. 'Membunuh' mungkin terdengar sedikit too much but at least itu yang kita rasakan saat di panggung. Orang-orang ini memang benar-benar ingin menyakiti kita. Bayangkan, mentalitas seperti apa yang bisa membuat seorang remaja tanggung dengan ganasnya melemparkan batu [berukuran cukup besar] kearah seseorang? Sebegitu bencinya mereka dengan kita? Sebegitu sakitnya mereka? Apa yang salah dengan remaja-remaja ini?
Yang cukup disesalkan, pihak keamanan tampak kurang sigap menyikapi aksi pelemparan tsb, mereka tampak tidak terlalu peduli. Ketika batu menerjang panggung, mereka hanya menoleh darimana arah batu datang dan selanjutnya tidak melakukan apa apa. Tidak ada kenginan mereka untuk mencari si pelempar. Juga para Outsiders yang datang bersemangat dengan atribut bendera S.I.D dan lain lain, juga tampak tidak bisa berbuat apa apa melihat batu batu berterbangan. Padahal kita lihat jumlah Outsiders mencapai ratusan saat itu. Dan jumlah pelempar batu tidak lebih dari 10 orang. Kita tidak ingin mengadu domba siapapun, tapi jika saya mencintai/menghargai sebuah band dan melihat band tsb. dilempari dengan batu, saya akan melakukan sesuatu untuk menghentikannya, walaupun tidak dengan cara kekerasan, saya akan lakukan sesuatu. Kita punya hak untuk menikmati sebuah tontonan musik tanpa diganggu dengan cara cara barbar dan kampungan seperti itu. Tapi mungkin situasi saat itu yang sangat ramai tidak memungkinkan para Outsiders melakukan apa apa.
Kembali ke panggung, walau batu tak hentinya menyerang, S.I.D tetap bermain, kita tidak berlari mencari perlindungan. Kita tetap berdiri disana, diposisi target lemparan. Bahkan saat panitia dan polisi memaksa kita untuk menghentikan permainan, kita tetap membandel. Kita bermain sampai 7 lagu. Sampai akhirnya komandan polisi datang ke panggung dan ngamuk-ngamuk, barulah panitia dengan wajah pucat pasi memohon agar kita menghentikan set. Kita tidak ada pilhan lain, daripada panitia dipenjara karena melanggar ijin keramaian akhirnya kita pamit dari panggung.
Kebetulan saat itu ada dua teman kita dari Australia mengikuti S.I.D dari Bali ke Solo dan mereka hanya bisa geleng geleng kepala melihat aksi pelemparan yang tidak pernah mereka lihat dalam hidupnya. Mereka bilang ke saya "Saya sudah pernah ke ratusan konser di Australia dan Eropa, mulai konser kecil sampai festival besar, tidak pernah saya saksikan aksi sebodoh ini. Di Australia, para pelempar batu ini sudah pasti dihajar penonton lain dan masuk penjara. Mereka tidak punya respect sama sekali akan hak hak ribuan orang lain yang ingin menikmati konser" Dan saya bilang ke mereka "Yeah selamat datang di Indonesia yang hebat!"
Kesal, sedih, marah campur aduk di hati kita. Kita ingin sekali membahagiakan para Outsiders yang tidak sedikit dari mereka menempuh perjalanan 4 - 8 jam untuk menonton S.I.D di Solo. Tapi apa boleh buat, waktu yang terbatas membuat panitia dan polisi memaksa kita untuk berhenti. Dan saat ini kita hanya bisa meminta maaf sebesar-besar nya kepada para Outsiders. Jangan khawatir, S.I.D akan kembali lagi ke Solo. Dan buat para pelempar batu, tersenyumlah hari ini, karena pada saat kita datang lagi nanti, senyum kalian akan hilang.
Cheers,
Jrx