L o a d i n g
SID Archieve News 5
Razzle Enterprise presents GOTCHA!May 31 2003, New Stardust, Jakarta. Menampilkan:SUPERMAN IS DEAD, VESSEL, FABLE, THE ARTIFICIALS, THE BRANDALS, TINKA N’ DUDES. Menggelar sebuah konser musik yang apik dan profesional dengan tanpa mengusung nama artis besar memang tampaknya belum menjadi tradisi yang dipandang lumrah di sini. Permasalahannya cukup kompleks, mulai dari pertanyaan nyinyir para calon sponsor hingga trik-trik bagaimana “menjual” event tersebut. Memang itu sebuah hal yang wajar, mengingat harga yang harus dibayar untuk menggarap event tersebut tentu tidaklah murah. Nah, pertanyaannya kini, apakah segala-galanya kemudian harus berhenti sampai ada pihak sponsor mau menutupi anggaran produksi acara? Tentu tidak, bukan?
by Superman Is Dead
4 months ago





Akhirnya, dengan tingkat kepercayaan diri yang cukup tinggi dan spekulasi yang besar, Razzle Enterprise, sebuah event organizer yang terbilang baru di Jakarta, membulatkan tekad untuk mengcover sendiri 99% anggaran produksi acara bertajuk Gotcha! ini. Konsekuensi yang terjadi di antaranya adalah, harga tiket masuk menjadi sangat mahal (Rp. 40.000 sebelum acara dan Rp. 50.000 di lokasi acara). Namun, apa boleh buat? The show must go onÂ….



Menghabiskan dana sekitar dua puluh dua juta rupiah (Rp. 22.000.000,-), tanpa di duga sebelumnya, acara Gotcha! sendiri akhirnya sukses terselenggara dengan disaksikan kurang lebih 1000 orang penonton. Fenomena yang mengagumkan justru datang dari besarnya animo para penonton yang rela membayar tiket sedemikian tinggi hanya untuk menyaksikan band pujaan mereka beraksi. Ini bisa dibuktikan dengan terjadinya antrean tiket yang cukup panjang di depan venue bahkan hingga acara sudah setengah berjalan. Salute! Uniknya, penonton yang datang cukup beragam, seakan mencerminkan karakteristik fan (penggemar) dari masing-masing band yang tampil di Gotcha!



Pada pelaksanaannya, acara GOTCHA! sendiri terhitung molor hanya 40 menit dari waktu semula, yaitu pukul 21.00 WIB. Sebagai penampil pertama yang segera saja disambut applaus membahana dari penonton adalah Tinka N’ Dudes. Kalau sebelumnya kita mengenal Tinka hanya sebagai seorang presenter pada acara A Mild Live On TV di RCTI, maka di GOTCHA! ia membuat sebuah kejutan besar dengan tampil tak hanya sebagai MC namun juga bernyanyi! Hebatnya lagi, ia menyanyikan repertoar yang dikarangnya sendiri. Sejauh pandangan mata yang bisa dilaporkan, aksi debutan Tinka yang di antaranya di dukung Boris (ex-Flowers) pada gitar ini jelas sangat tidak mengecewakan. Lagu-lagunya yang memiliki gaya funk ditingkahi blues rock ala Janis Joplin yang kental, asli membuat audiens terpesona dibuatnya. Uniknya, sambil bermain bas, Tinka sempat pula menggelontorkan repertoar “Bento” milik sang maestro, Iwan Fals. Ugh! What else can I say, that grrl is truly gifted!



Santapan selanjutnya adalah rock n’ roll outfit asal Jakarta, The Brandals. Band dengan ciri sound garage rock yang berfrontman Eka Annash (ex-vox Waiting Room) ini sukses menuai applaus meriah dari penonton setelah menggeber repertoar milik sendiri yang terbilang liar dan nakal. Salah satu lagu yang rasanya bakal menjadi hit di masa depan adalah lagu mereka yang berjudul “100 km/jam”. Walau terbilang co-headliner, namun penampilan The Brandals malam itu terlihat total dan sangat menghibur. Gilanya, penampilan yang oke itu sebenarnya tanpa di dukung soundcheck sebelumnya. Whoa! Bisa dibayangkan, apa yang bakal terjadi kalau para Brandalans ini ikut soundcheck? Pasti bakal lebih nampol. Two thumbs up!!



Next on the bill, we’ve got The Artificials! Band ska two tone asal Depok yang dulu sempat dikenal dengan nama Artificial Life ini awalnya memang sempat diragukan kekuatan musikalitasnya oleh para penonton. Belum lagi hype ska yang oleh sebagian besar orang di tanah air telah di vonis “mati” beberapa tahun lalu. Beban berat yang disandang The Artificials ini ternyata hanya dalam hitungan menit saja amblas tanpa bekas. Mereka sanggup membuktikan bahwa The Artificials bukanlah band ska kacangan yang segera habis setelah diterpa badai trend! No way, these guys are for real! Serunya lagi, penampilan apik mereka ini mampu memecah keheningan mosh pit dengan kehadiran rude bois dan rude girls yang berdansa ceria mengikuti irama ska. Now, who said ska is dead??



Salah satu band yang mendapat antisipasi cukup besar dari massa penonton malam itu adalah Fable. Band yang terdiri dari Adi Cumi (vox), Anton Wahyudi (gitar), Temmy (bass) dan Ade (drums) ini sanggup menunjukkan kelasnya sendiri sebagai band yang matang di panggung. Minimal untuk ukuran band yang satu “almamater” dengan Padi, Wong, Cokelat, Caffeine (ingat kompilasi Indie Ten pertama?) jelas Fable sama sekali tidak tertinggal dalam ukuran stage act, produksi sound maupun kualitas repertoar. Malam itu Fable menggelontorkan beberapa “hits” dari single album mereka yang bertitel “Setengah” (Spills Records/2003), di antaranya “Benih Esok Hari” dan “Ta’ Ada Yang Gelap”. Sebagai pamungkas, digeber pula “Stop” milik band pujaan mereka, “the mighty” Jane’s Addiction. Nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata apa yang terjadi di bawah panggung kemudian, belasan die-hard-fans Fable pada blingsetan! Kerennn…



Vessel selanjutnya taking over the stage. Band yang sering dilabel sebagai alternative rock band (nggak terlalu peduli sebagai apa musik mereka dihakimi sebenarnya) ini, bukan sulap, bukan sihir dan pastinya bukan promosi tengik-tengikan, sukses menggiring psikologi massa malam itu ke sebuah dimensi yang berbeza (apalagi bagi mereka yang malam itu kedapatan ngetrip, wuuahh!). Tampil amat penuh percaya diri, ditambah dukungan Richard Mutter (ex-drummer PAS) sebagai skinman dan tiga orang sound engineer sekaligus (bayangkan!), Vessel menggeber repertoar yang sama sekali baru…..tapi edan! Sekilas tersimak lagu-lagunya meninggalkan jejak Radiohead-esque. Tapi jujur, aksi ini memang rada membuat jengkel fans mereka yang kadung rindu dengan tracks dari debut album “Hyper” (WMI/2002) seperti “Takkan Diam” dan “Berjalan Di Bulan”. Tapi mau bilang apa lagi? They’re the performer, not us! Aarrghh….FYI, (sekali lagi) Vessel is nothing but a dope! Kewl…



Last but not least, magnet yang menjadi alasan mayoritas penonton berkumpul di sana malam itu adalah “our flavour of the month”. Yeah, who else? Superman Is Dead, babe! Terbang jauh-jauh selama satu setengah jam dari Bali (dengan City Link?), band yang kerap diakronimkan menjadi S.I.D ini akhirnya hitting the stage after midnite. Bobby Cool (vox/gitar), Eka Rase (bass/back-up vox) dan Jerinx (drums) langsung menghajar penonton yang sudah merapat habis ke bibir panggung dengan nomor-nomor yang dikebet dari album terbaru mereka, “Kuta Rock City” (Sony Music Indonesia/2003).



Miskin dan garingnya kualitas sound yang ter-representasikan dalam album debut major label mereka tersebut agaknya terbayar setelah menyaksikan aksi live mereka yang ultra-energik dan sangat atraktif. Nomor-nomor macam “Punk Hari Ini”, “Longway To The Bar”, “Bad, Bad, Bad”, “My Girlfriend Is Pregnant”, “Musuh Sahabat” keruan saja direspon sing-a-long meriah massa di mosh pit. Nyaris semua penonton di depan panggung hafal semua lirik lagu-lagu S.I.D! Menggeber 15 lagu berbahan bakar bir (BBB), tanpa jeda yang panjang, dengan durasi show time sekitar satu setengah jam, jelas bukan perkara enteng bagi kebanyakan band lokal yang terkenal punya stamina gampang kendor. Lain ceritanya buat S.I.D. Tiga putra daerah ini agaknya sudah terbiasa latihan dan minum banyak bir setiap hari! Polll….



Gotcha! sendiri dini hari itu secara resmi ditutup dengan dessert goyang erotis penuh suka cita dari resident go-go-dancers. Urat syaraf penonton yang selama empat jam penuh dibetot tegang perlahan pun mengendur dengan terapi kejut ala surgawi ini. Ahhh, what a night, uh? (wenz)