Namun energi yang tersirat amat kuat merefleksikan semangat Punk. Pula saya tambahkan semacam guidance kayak busana yang sebaiknya kamu pakai saat, katakanlah, nonton konser band tersebut, kemungkinan album-album ini dirilis di Indonesia, sinopsis ringkas tentang mereka, bahkan minuman pengantar ketika mendengarkannya. Maksudnya agar apresiasi yang dicapai lebih mengerucut menuju pemahaman holistik. Dig that?
1. RAMONES
Ramones
Tahun Terbit: 1976
Label: Sire
Asal: New York City, New York, Amrik
Sinopsis: Gabba Gabba Hey - The Beatles from hell!
Busana: Jeans bolong, jaket kulit, sepatu basket All Stars,segala manifestasi kontra The Beatles
Minuman: Whiskey (while sniffinÂ’ glue & doin' PasuruanÂ’s made Ephedrine)
Indonesia?: Mungkin
2. THE CLASH
The Clash
Tahun Terbit: 1979
Label: CBS
Asal: London, Inggris
Sinopsis: Ethno-politico-symphaty-for-Sandinista Punk with Reggae bassline>rock the casbah, bloke!
Busana: Kaos bergambar Union Jack, suspender, Doc Martens
Minuman: Â…um, Mansion House?
Indonesia?: Dulu ada, sekarang gak tau
3. BUZZCOCKS
Singles Going Steady
Tahun Terbit: 1979
Label: I.R.S.
Asal: Manchester, Inggris
Sinopsis: Badass Beatles, orgasm addict, inspired “Madchester” movement
Busana: Mod (merk: Fred Perry) lengkap dengan skuter
Minuman: Champagne
Indonesia?: Mustahil
4. THE SEX PISTOLS
Never Mind The Bollocks, HereÂ’s The Sex Pistols
Tahun Terbit: 1977
Label: Warner Bros
Asal: London, Inggris
Sinopsis: Rotten, Vicious, hooligan, anti hippies, anarchy saves The Queen
Busana: Dekonstruktif plus aksesori kalung gembok, peniti, peniti, peniti
Minuman: Air aki
Indonesia?: Bejibun
5. JOY DIVISION
Unknown Pleasures
Tahun Terbit: 1979
Label: Factory
Asal: Manchester, Inggris
Sinopsis: Mope Rock, goth-gloom-epilepsy, depression with colossal capital “D”
Busana: Seragam dokter & tanpa senyum
Minuman: Herbal tea (setelah menenggak Xanax)
Indonesia?: Semoga tak dirilis lagi di sini
6. RICHARD HELL & THE VOIDOIDS
Blank Generation
Tahun Terbit: 1977
Label: Warner Bros
Asal: New York City, New York, Amrik
Sinopsis: New York’s CBGB proto-Punk ‘N Roll on speed
Busana: Liat Ramones – cuma lebih rapi (tips: don't forget to put on your hairwax!)
Minuman: Budweiser
Indonesia?: Huh?
7. THE FALL
Hex Induction Hour
Tahun Terbit: 1982
Label: Kamera
Asal: Manchester, Inggris
Sinopsis: Avant-garde post-Punk fascists, white-rap progenitor
Busana: 2nd hand Matsuda suit, fake Gucci pants, Patrick CoxÂ’s shoes, or easily copy late David BowieÂ’s style
Minuman: Jose Cuervo (evening), Earl Grey (afternoon), Evian (morning)
Indonesia?: Download dari internet, man!
8. BAD BRAINS
Bad Brains
Tahun Terbit: 1982
Label: ROIR
Asal: Washington, D.C., Amrik
Sinopsis: Hardcore+Dub+Black+Angry = Aggroniggacore!
Busana: Rastafari with Doc Martens
Minuman: Alkohol 95% (tanya di Kimia Farma atau di apotek terdekat)
Indonesia?: Susah, mereka bukan sejenis Boyz II Men
9. MINOR THREAT
Complete Discography
Tahun Terbit: 1988
Label: Dischord
Asal: Arlington, Virginia, Amrik
Sinopsis: Straight Edge. Full stop
Busana: Gaya kaum Skinhead plus tanda “X” di tangan
Minuman: Aqua atau rupa-rupa minuman non-alkohol. Full stop
Indonesia?: Pinjem ama fundamentalis Punk, rekam, trus bilang makasih
10. DEVO
Q: Are We Not Men?
A: We Are Devo
Tahun Terbit: 1978
Label: Warner Bros
Asal: Akron, Ohio, Amrik
Sinopsis: Synth-Punk/Mongoloidwave/Paranoid Android/Cyborgcore by Mutant Militia
Busana: Futuristic geek
Minuman: Sub Zero
Indonesia?: Years ago (by ...Kings Record?), before Bob Geldof's stop-piracy Live Aid era
11. THE JESUS AND MARY CHAIN
Psychocandy
Tahun Terbit: 1985
Label: Reprise
Asal: East Kilbride, Skotlandia
Sinopsis: Death by distortion/Dream Pop/Shoegazer + Paisley Underground ‘tude
Busana: Glam gothic tanpa gelang paku
Minuman: Margaritha, please
Indonesia?: Ada, dulu
12. DEAD KENNEDYS
Fresh Fruit For Rotting Vegetables
Tahun Terbit: 1980
Label: I.R.S.
Asal: San Fransisco, California, Amrik
Sinopsis: Left Coast>PhD. in bullshit>Hardcore Punk, propaganda and polemic
Busana: Hubungi bagian distribusi kaos Partai Rakyat Demokratik
Minuman: Produk khas Lapo Tuak (walau rasa minumannya uncivilized, yg penting anti kapitalis!)
Indonesia?: Not!
13. PUBLIC ENEMY
It Takes Nation of Millions to Hold Us Back
Tahun Terbit: 1988
Label: Def Jam
Asal: Garden City, New York, Amrik
Sinopsis: Louis Farrakhan fanatics, black politico-Punk Hop
Busana: Baggy jeans, topi baseball, gelang emas 24 k + jam dinding, lalu bilang, "What's up, dawg?"
Minuman: Pepsi Cola
Indonesia?: Dulu, sekarang udah dibuang diganti ama Usher (whack!)
*** dikumpulkan--lalu diimprovisasi secara anarkis dan keji--dari berbagai sumber
RUDOLF DETHU
``xRudolf Dethu``xsupermanisdead@dps.centrin.net.id``xNEVER MIND THE BOLLOCKS, HERE’S 13 MOST ESSENTIAL PUNK ALBUMS EVER``x1059670174,52122,``xBerikut adalah 13 album yang oleh sebagian pengamat Rock ‘N Roll dianggap punya pengaruh besar dalam sejarah Punk. Sebenarnya banyak ada yang lain selain yang disebutkan di bawah, namun tidak semua bisa saya sebutkan di sini. Saya cuma pilih yang secara pribadi saya juga sukai. Tak seluruhnya secara musikal tradisional bisa dikategorikan pure Punk. Namun energi yang tersirat amat kuat merefleksikan semangat Punk. Pula saya tambahkan semacam guidance kayak busana yang sebaiknya kamu pakai saat, katakanlah, nonton konser band tersebut, kemungkinan album-album ini dirilis di Indonesia, sinopsis ringkas tentang mereka, bahkan minuman pengantar ketika mendengarkannya. Maksudnya agar apresiasi yang dicapai lebih mengerucut menuju pemahaman holistik. Dig that?
``x``x
``xTHE (INTERNATIONAL) NOISE CONSPIRACY
-Survival Sickness (2000)
-A New Morning, Changing Weather (2001)
Label: Epitaph
Dingin. Putih. Pucat. Punk ‘N Roll. New York. New York? Not. They’re Swedish. And anti-capitalist. Memang, jika mendengar sepintas, kamu pasti instan nyangka mereka Rock ‘N Roll juggernaut out of “The Big Apple”. Tengok saja warna vokal yang mengingatkan kita pada Iggy Pop (ketika mendaki nada tinggi) serta sound gitar Punk ‘N Roll khas alumni CBGB (think Dead Boys). Yang membedakan cuma suara keyboard yang pekat nuansa New Wave (kadang melebar pula ke wilayah psychedelic a la Deep Purple atau hippie rockers sejenis) plus gaya dandan mereka yang sangat Mod (baca: Eropa). Oh, pilihan tema mereka pun berbeda dibanding band asal NY yang melulu berputar di sekitar slogan klasik “Sex, Drugs, and Rock ‘N Roll”. (I)NC lebih menuju ke semangat Marxisme. Dennis Lyxzen dkk tampak amat gerah terhadap konsumerisme, perdagangan global, Wall Street warriors, dan serbaneka “cell phone culture”. Propaganda kontra konglomerasi tadi paling jelas tergambar dari pemilihan judul lagu seperti “Capitalism Stole My Virginity” atau “Up For Sale”. Konsep macam begini sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh Manic Street Preachers era Richey James. Bisa jadi (I)NC memang riuh terinspirasi oleh “Generation Terrorists”, album lawas Manic yang legendaris & juga full-on idealisme kontra kapitalis. Ke-2 album ini mutlak tuk dikoleksi dan, asal tau aja, (I)NC telah jadi idola baru saya pribadi. Mau tau kenapa? Karena: 1. Saya terlalu cinta New York (dan segala yang berbau NY); 2. I’m a huge fan of New Wave guitar driven type thing (check out their song called“Smash It Up”); 3. I love controversial lyrics and anything subversive (“Capitalism Stole My Virginity”. Whoa!); 4. Hormat saya selalu masif pada figur urban kosmopolit nan neo-glam macam (I)NC atau Richey James; 5. Album ini mustahil didapat di Indonesia ha ha… Cyber Marxism here I come!
ELECTROFUX
To Rock Is To Rebel (2002)
Label: DIY a.k.a. Indie a.k.a. self-terrorized
De facto: Rocknrollbeertronica. Huh? Think Afrika Bambaataa’s electro boogie meets Metallica’s wall-of-thrashy-guitar sound plus the Strokes’ hairdo and anti-capitalism nihilism, and you’ve got Electrofux! No other DJ cranks up the decks like him, let me tell you. Ketika para DJ lain cenderung terjebak di rutinitas sekadar “nyambung-nyambung lagu orang” agar terdengar manis & estetis di telinga publik serta terkesan tidak mau (atau tidak berani? – atau, um, tidak bisa?) berimprovisasi lebih lebar bahkan enggan berinovasi menuju orisinalitas, tidak begitu dengan Iman a.k.a. Electrofux. Pria yang besar di Singapore ini menginjak gas kreativitas ke titik terjauh. Sosok DJ satu ini ogah berhenti cuma di level, sekali lagi, sekadar “nyambung-nyambung lagu orang”. Ah, yang begituan mah (relatif) gampang. Asal punya bejibun duit, beli album banyak-banyak, kenali decks lebih akrab, pertajam pendengaran & insting pada ketukan beat, sudah, kamu sudah boleh menyebut diri kamu seorang DJ. Proto-propagandis kontra-kapitalis yang kini berkarir di Quiksilver ini menempuh proses berkesenian berbeda yaitu mencomot sample dari sana sini lalu dikembangkan tuk jadi lagu baru. Chemical Brothers atau Fatboy Slim adalah acuan yang tepat untuk mendeskripsikan konsep bermusik dari Electrofux. Dan latar belakangnya berkiprah di band Punk back in the day kuat menyiratkan warna di album yang hanya diedarkan terbatas ini. When you listen to this album, besides old skool hip hop vibe and his true love for Fanta Orange, you’ll also still feel strong anarcho-Punk energy in it. Terakhir, seperti The (International) Noise Conspiracy, Electrofux adalah juga “The Rock ‘N Roll Bastard Son of Karl Marx”. Cut. Paste. Shake. Rattle. Roll. Got Fanta Orange?
*Album ini bisa didapatkan di toko Quiksilver, Kuta. Atau hubungi langsung ponsel 081 835 4878 (password: “Marxism. No sugar. Black, please”).
``xRudolf Dethu